Rabu, September 18, 2013

Vicky Prasetyo itu Cermin Wajah Kita

        Di tengah kemuakan atas intrik-intrik politik perebutan kekuasaan, kasus korupsi  yang kian merajalela, kepentingan rakyat yang kian terhambat penyalurannya muncullah Vicky Prasetyo. Orang yang bernama asli  Hendrianto itu langsung mendapat  perhatian luas masyarakat. Tidak saja di media sosial dan televisi, bahkan  bahasa khas yang digunakannya ditiru oleh masyarakat.  Kata-kata pilihan khasnya “statusisasi”, “labil ekonomi” atau “konspirasi”.   Orang boleh menggungat sikap “sok intelek”-nya , namun jangan lupa wajah Vicky itu bisa jadi cermin wajah kita sendiri.

Parodi kemunafikan
Sebenarnya, Vicky Prasetyo  bisa disejajarkan dengan pelawak intelek negeri ini. Ia telah membuat banyak orang terhibur bahkan secara alamiah dan tidak dibuat-buat. Melalui keluguan gayanya ia sebenarnya telah menyentak kesadaran banyak orang. Bahwa ada banyak hal yang hasih perlu dilakukan untuk negeri ini daripada sekadar saling menyalahkan dan saling mempertontonkan kebodohan.
Readmore »»

Senin, September 16, 2013

Posisi Dilematis Jokowi


Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) sedang menduduki posisi dilematis. Bersama dengan Ahok (Basuki Tjahaja Utama) dia sangat popular dengan program-programnya yang merakyat.  Bahkan anggota DPR pun dilawannya kalau memang hanya berbeda pendapat, bukan mencari solusi bersama membangun Jakarta.  Namun demikian, popularitas dia bukan tanpa masalah. Jokowi justru dimanfaatkan tidak saja oleh pendukungnya yang mempunyai kepentingan tertentu, tetapi juga oleh lawan-lawan politiknya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa Jokowi-Ahok menduduki posisi Gubernur dan Wakil Gubernur (Wagub) atas dukungan partai politik (Gerindra dan PDI-P). Sejak mereka menduduki jabatan barunya, mereka sebenarnya  sudah menjadi milik publik. Namun demikian, karena alasan hutang budi, Jokowi tidak akan bisa memandang sebelah mata pada partai pengusungnya. Partai memanfaatkan popularitas Jokowi untuk ikut dukung-mendukung dalam perebutan kekuasaan. 
Readmore »»

Sabtu, September 14, 2013

Catatan Lebaran yang Tersisa: Lebaran 2013 Bersama “Caleg Jalanan”

Mudik lebaran tahun 2013 sangat berbeda dengan lebaran-lebaran tahun sebelumnya. Rutinitasnya bisa jadi sama; silaturahmi, pulang kampung halaman, mengenang masa lalu, meminta doa  orang tua dan kerabat serta kegiatan kuliner. Namun demikian, ada pemandangan lain yang mengusik mereka selama mudik lebaran.

Kalau kita amati di jalanan, mulai Anda keluar dari kota domisili menuju kampung halaman banyak terlibat spanduk, baliho, dan stiker ucapan lebaran dari para Calon Legislatif (Caleg) dan kandidat kepala daerah. Informasi yang mengganggu itu tentu saja pasti dipenuhi dengan foto disertai dengan  ucapan, doa, dan pengingat nomor urut sang kandidat.  Seolah mereka itu sangat peduli dalam memberikan dukungan dan perlindungan bagi para pemudik. Pemandangan yang unik dan khas untuk mengenalkan sebuah “produk” bernama Caleg, namun cukup mengganggu kenyamanan para pemudik.
Readmore »»

Twitter

Followers

Statistik

Adakah nama Anda di sini?


 

Google Analytics