Dalam bukunya
yang sangat bombastis, The Fall of Advertising and the Rise of PR, Al
Ries & Laura Ries mengatakan, saat ini era periklanan sudah mati. Yang
muncul kemudian adalah era PR.
Anda misalnya, tidak dapat lagi meluncurkan merek baru dengan iklan semata,
sebab iklan tidak punya kredibilitas. Anda hanya dapat meluncurkan produk baru
dengan PR.
Mengapa?
Dengan PR, Anda bisa menyampaikan kisah kepada pihak ketiga. Selain itu, PR
lebih memberikan persepsi positif daripada kampanye iklan. Tak heran, jika
semakin banyak iklan, semakin muak masyarakat. Merek-merek besar saat ini pun
dibangun karena kejelian dan kelihaian dalam merencanakan kampanye PR. Artinya,
dalam membangun merek sebuah produk tidak cocok lagi digunakan iklan semata.
Iklan membutuhkan PR. Sedangkan PR tidak harus membutuhkan iklan.
Pernyataan Al
dan Laura Ries di atas tentu tidak mengada-ada. Bukti di lapangan sudah banyak
terjadi. Bahkan, ada satu persepsi yang berkembang di masyarakat bahwa iklan
itu setengahnya adalah bohong. Misalnya, bagaimana mungkin sebuah iklan obat
sakit kepala bisa menghilangkan sakit kepala hanya dalam satu menit? Meski anehnya,
tidak sedikit masyarakat yang percaya. Namun, sejalan dengan tingkat pendidikan
dan kecerdasan masyarakat, iklan produk yang hanya dikenalkan lewat iklan tentu
akan dianggap informasi bohong. Apakah
Anda mengenal Yahoo, Harry Potter dan Microsoft? Semua merek itu dibangun
melalui PR dan bukan iklan.
Memang diakui,
bahwa PR masuk ke benak masyarakat secara perlahan-lahan, tetapi pasti.
Sementara iklan masuk ke benak masyarakat secara cepat tetapi tidak selalu
pasti. Misalnya, masyarakat menggunakan barang yang diiklankan. Namun, setelah
terbukti tidak sesuai dengan yang diiklankan, masyarakat bisa jadi akan
meninggalkannya.
Beda lain
antara iklan dengan PR adalah jika periklanan itu memelihara merek sedangkan PR
membangun merek. Awalnya, sebuah merek harus dibangun dengan PR agar positioning-nya
jelas. Setelah itu baru kita membutuhkan iklan untuk mempertahankan posisinya.
Manakah
diantara merek dibawah ini yang sering Anda dengar? Cardinal Halth, Delphi
Automotive, Ingram Micro, Lehman Brother Holdings, McKesson HBOC, Liant Energy
Southern , Tosco, TIA CREF, Utilicorp United atau Microsoft? Tidak perlu
diragukan lagi, bahwa nama Microsorf lebih akrab di telinga kita. Padahal
sepuluh perusahaan selain Microsoft di atas jauh lebih besar. Tetapi, kesepuluh
perusahaan tersebut tidak satupun yang membangun merek sebanding dengan
Microsoft. Padahal, TIA-CREF beberapa tahun lalu pernah mempunyai pemasukan
sebesar $38 milyar, sedangkan Microsoft hanya $23 milyar. Tetapi Microsoft
adalah sebuah merek. Bukan tidak mustahil merek yang sudah dibangun tersebut
akan mendatangkan keuntungan yang semakin banyak di masa datang. Jadi, bukankah
membangun merek itu sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan di masa
datang? Bisa dikatakan PR membangun brand image produk dalam jangka
waktu lama, sementara periklanan dalam jangka pendek.
Ada sebuah
survei yang diadakan oleh American Advertising Federation (AAF) tentang 1.800
eksekutif bisnis. Para eksekutif tadi ditanya pada departemen mana yang paling
penting bagi keberhasilan perusahaan mereka. Hasil survei tersebut menunjukkan
bahwa PR lebih dihormati daripada periklanan.
Wow!! Pelajaran kayak gini nih yang saya cari
Terimakasih informasi nya pak :D