(Bontang Post, 21/12/2017)
Pernyataan
Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel menyentak dunia.
Tidak saja karena konflik Palestina-Israel yang terus berkepanjangan, tetapi
usaha untuk mendamaikan kedua negara itu dan kawasan Timur Tengah akan semakin
sulit. Bagaimana pun juga Trump sudah mengeluarkan pernyataan, sementara
masyarakat dunia dibuat sibuk dari buntut pernyataanya itu.
Sebagai seorang
presiden, pernyataan tersebut tentu bukan sesuatu yang dikatakan spontan. Trump
tentu sudah berhitung bahwa pernyataannya akan menimbulkan kontroversi. Sebagai
sebuah negara yang merasa menjadi polisi dunia, ia seolah merasa bisa berbuat
apa saja.
Tulisan
ini tidak akan membahas apa dampak dari pernyataan presiden dari partai
Republik itu, tetapi akan mengamati dari sisi pesan komunikasi politik. Tidak
bisa dipungkiri, apa yang diucapkan itu bentuk lain dari komodifikasi pesan
komunikasi dalam usaha meraih kekuasaan politiknya.
Readmore »»